Patner in Crime goes to Patner in Syurga Allah
Dendelion menarik selimutnya kembali untuk menutupi tubuhnya. Siang itu udara terasa dingin. Kebiasaanya tidur tak beralaskan kasur akhirnya terkalahkan juga dengan dinginnnya udara yang menyeregap ke seluruh tubuh. Sudah beberapa hari ini Jogja begitu dingin, sedingin hatinya yang ditinggalkan para kawan seperjuangannya mudik ke kampung halaman.
Suara pesawat melintas di atas atap dan setia menyapa dirinya, tidak hanya dua dan tiga kali bahkan seharian ia bisa mendengarkan suara yang membuat rindu kepada kawannya yang jauh disana semakin menyeruak. Dan andai kawannya itu tahu, setiap pesawat melintas, Dendelion selalu berharap bahwa kawannya adalah salah satu penumpang pesawat itu yang secara khusus ia akan hadir dan menemuinya. Mungkin itulah mimpi yang akan hanya menjadi mimpi 1,5 bulan ke depan.Tidak tahu mengapa tapi ia selalu yakin bahwa Allah memberkahi setiap perjumpaannya dengan kawannya itu. . Dan ia yakin bahwa ada hikmah dari setiap perjumpaan yang Allah takdirkan itu. PAstilah, setiap orang yang hadir di hidupnya akan memiliki ruang tersendiri di dalam hatinya, namun untuk kali ini hatinya sedang ingin bernostalgia dengan kawannya yang satu ini. Kawan yang ia sebut "Patner in crime", Kawan perbaikan dan kebaikan, "Patner in Syurga Allah".
Adalah Vanda, kawan Dendelion yang saat ini sedang menjalankan amanah akademiknya sebagai mahasiswa semester 6 di salah satu kampus ternama di kota gudeg ini. JIwa dan raga Vanda kali ini sedang berada di bumi Allah bagian timur, mengabdi untuk negeri. Dan kenyataan itu yang harus Dendelion terima, 1,5 bulan mendatang, ia akan menjadi jomblo terhormat penikmat perjuangan dan keromantisan kota Jogja. Ia tidak hanya ditinggalkan oleh Vanda, namun oleh Jasmin, Rose, Celo, dan kawan-kawan lain di penjara sucinya yang juga sedang melaksanakan pengabdian untuk negeri ini.
Tapi Dendelion sangat beruntung, rindunya sedikit terobati berkat kehadiran Jasmin, sepupunya yang juga sedang melakukan pengabdian yang masih dalam satu wilayah provinsi. Jumat lalu melati hadir di depan kamarnya, dan menyapanya. Sontak Dendelion kaget sekaligus bahagia atas hadirnya Jasmin itu. Minimal ia tahu bahwa sepupunya itu sehat dan bahagia menjalani perannya saat ini sebagai mahasiswa semester 6 dan sedang menjalani pengabdian.
Berbeda halnya dengan Vanda, mungkin perjumpaan dengan Vanda hanya bisa Dendelion rasakan dalam mimpi. Sudah lebih dari 1 minggu ia habiskan waktunya tanpa kawannya itu. MAlam-malamnya ia awalkan tidurnya. Kebiasaannya untuk berbagi nasihat di setiap malam menjelang tidur dengan kawannya itu agaknya harus ia tahan sampai 1,5 bulan mendatang. Ya pastilah, berbagi nasihat dengan yang lain tetap harus dilakukan, karena ia ingat sabda nabi Muhammad SAW bahwa "Sesungguhnya Allah, para Malaikat, semut yang ada di dalam lubangnya, bahkan ikan yang ada di lautan akan berdoa untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia". (Hr. Tirmidzi). Ketika sedang luang, tak jarang Dendelion tertawa kecil, tertawa karena angannya membayangkan kekonyolannya dengan kawannya itu. Kekonyolan saat Dendelion terjebak di luar pagar penjara suci karena pulangnya yang terlalu larut malam, sedangkan Vanda setia mencari kunci pintu gerbang si penjara suci. Kekonyolan saat Dendelion menepuk perut si Vanda yang sedikit "offfside" itu. Kekonyolan saat Vanda dengan ikhlas mengantarkan es coklat kesukaan Dendelion ke kampusnya di sela-sela kesibukannya. Kekonyolan saat Dendelion bermuka jutek saat ingin serius menjalankan tugasnya namun Vanda dengan rasa iba meminta maaf karna ia merasa bersalah dan mengira ini akibat kejailannya. Kekonyolan saat Dendelion paling tidak rela bila di pagi hari Vanda memanjakan tubuhnya di atas kasur dan terbang bersama mimpi-mimpinya. Kekonyolan dan kerusuhan yang selalu Dendelion buat setiap hari di kamar Vanda, meng KEPO isi hapenya, dompetnya, fotonya dan kekonyolan kekonyolan lain yang insyaallah akan kembali terjadi 1,5 bulan mendatang.
Dendelion tidak selemah yang mungkin orang kira ketika membaca tulisan ini. Hidupnya tetap berjalan seperti biasa walaupun ada yang hilang dari dirinya. Tugas akhirnya mendapat kabar baik, dan pastilah Vanda bahagia bila mendengar ini .Bulan Agustus akan menjadi saksi perjuangan si Dendelion karena ia akan mulai merampungi amanah akademiknya itu, proposal penelitiannya telah mendapatkan persetujuan dari dosen dan ia sudah boleh melakukan penelitian. Maklum, Vanda menjadi salah satu orang paling cerewet bila Dendelion lalai akan amanah akademiknya itu. Hanya saja, untuk sedikit mengobati rasa rindunya, Dendelion pun menyempatkan diri untuk berkunjung ke jalan-jalan yang pernah ia lewati bersama Vanda, tak jarang pula ia mengunjungi masjid tempat kawannya itu bertumbuh dan berkembang menjadi seorang yang hebat seperti sekarang. Ia sujud, ia pinta agar Allah menjaga kawan-kawannya yang sedang berjuang di sana. Ia harap walau raga tak berjumpa, minimal doa mereka akan berpapasan di langit.
Terimakasih atas keromantisan cerita kalian Vanda dan Dendelion,,dari kalian aku belajar bab ArRafiiq ash shaalih (teman yang baik). semoga mimpi kalian kelak menjadi patner in syurga" bisa terealisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar